Selasa, 02 Juli 2013

CYBER COUNSELING



Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Teknologi (CYBER COUNSELING)
A.      Pengertian Cyber Counseling
Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan klien  tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam bentuk “cyber counseling”. Layanan bimbingan dan konseling ini merupakan salah satu model pelayanan konseling yang inovatif dalam upaya menunjukkan pelayanan yang praktis dan bisa dilakukan dimana saja asalkan ada koneksi atau terhubung dengan internet.
Cyber Counseling adalah salah satu strategi bimbingan dan konseling yang bersifat virtual atau konseling yang berlangsung melalui bantuan koneksi internet. Dalam hal ini proses konseling berlangsung melalui internet dalam bentuk web-site,e-mail, facebook, videoconference (yahoo massangger) dan ide inovatif laninnya. Sudah tentunya apabila ingin menjalankan strategi ini yang menjadi piranti utamanya adalah koneksi dengan internet tersebut.

B.       Persiapan Cyber Counseling
Dalam upaya menjalankan strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis cyber counseling ini, ada beberapa hal yang menjadi persiapan utama, yaitu penguasaan dasar aplikasi komputer dan internet itu sendiri. Adapun upaya yang dapat dilakukan sehubungan dengan persiapan dasar supaya bisa menjalankan cyber counseling ini, yaitu:
a.     Mengadakan pelatihan komputer dan internet kepada konselor dengan mengundang trainer yang memang ahli di dalamnya.
b.   Masing-masing sekolah menyediakan fasilitas berupa:komputer dan koneksi internet di ruang bimbingan dan konseling. Dengan adanya komputer dan internet, secara otomatis pihak yang bersangkutan akan bisa belajar secara langsung.
c.  Menggunakan fasilitas buku petunjuk tentang aplikasi komputer dan internet, sehingga bisa dipelajari secara langsung.
d.  Bagi siswa, sejak dini diupayakan pelajaran komputer pada masing-masing sekolah terutama yang belum memprogramkannya, supaya siswa juga memiliki pemahaman di dalamnya. Dalam proses pembelajaran, siswa pada intinya diajarkan mengenai cara menjalankan beberapa aplikasi internet yang mendukung cyber counseling ini.
e.   Bagi calon konselor, seyogyanya di jurusan diprogramkan tentang mata kuliah tambahan tentang komputer dan palikasi internet. Dengan demikian mereka akan medapatkan bekal berupa pengetahuan tentang bagaimana menjalankan aplikasi komputer dan internet itu sendiri.
Beberapa cara inovatif di atas merupakan strategi untuk menguasai ilmu komputer dan internet sebagai dasar untuk menjalankan cyber counseling. Sudah tentunya, calon konselor, konselor maupun siswa masing-masing memiliki komitmen untuk menguasainya, sehingga apa yang dipelajari dapat dituangkan untuk mendukung berjalannya cyber counseling.

C.      Fungsi Cyber Counseling
Pengadaan cyber counseling, bukan berarti menganaktirikan strategi layanan konseling yang lainnya. Namun hal ini adalah semata-mata untuk mendukung dan membuat inovasi yang baru terkait dengan pelayanan konseling disamping meningkatkan kemampuan konselor itu sendiri khusunya dalam penguasaan teknologi di jaman yang semakin berkembang ini.
Strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis Cyber counseling yang dilakukan melalui konseksi internet secara virtual ini memiliki beberapa fungsi yang sifatnya inovatif, yaitu:
a.   Pada dasarnya, konselor dan siswa yang belum mengenal internet, secara langsung dapat mendapat pengetahuan di bidangnya, sehingga tidak ketinggalan teknologi (gaptek=gagap teknologi) di jaman yang selalu berkembang.
b.  Proses bimbingan maupun konseling dapat dilakukan di luar jam sekolah, sehingga tidak mengganggu jam pelajaran. Hal ini ditujukan pada siswa yang belum dirasa cukup mendapatkan bimbingan di sekolah.
c.       Dengan dibuatnya web-site khusus oleh masing-masing konselor dalam instansinya, maka siswa akan bisa dengan cepat memperoleh informasi yang diinginkannya, misalnya melihat nilai ujian lewat internet, informasi tentang persyaratan sekolah dan lain sebagainya.
d.      Waktu akan lebih efesien. Dengan berkembangnya teknologi internet lewat komputer atau lewat hanphone yang sudah dilengkapi aplikasi internet, hubungan virtual antara konselor dengan konselor maupun antar konselor dengan siswa akan bisa berlangsung di mana saja asalkan ada sinyal atau koneksi internet.
Sudah tentunya, untuk memenuhi fungsi tersebut, selain penguasaan teknologi internet, konselor seyogyanya membuat kode etik tersendiri, melakukan kesepakatan dengan siswa/konseli untuk diberlakukannya cyber counseling ini. Dengan adanya kesepakatan, maka strategi ini akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, misalnya pengaturan waktu, penggunaan bahasa yang sopan dan santun dalam menulis surat elektronik atau pada lembar chatting dan lain sebagainya. Model cyber counseling ini dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini.

D.      Strategi Layanan BK Berbasis Cyber Counseling
Strategi layanan bimbingan dan konseling brbasis cyber counseling adalah suatu strategi atau pola perencanaan layanan yang dilakukan secara virtual melalui koneksi internet. Adapun beberapa model strategi layanan bimbingan dan konseling dalam bentuk cyber counseling yaitu:
1.      Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Website
Website adalah sebuah cara untuk menampilkan diri di Internet. Dapat diibaratkan Website adalah sebuah tempat di Internet, siapa saja di dunia ini dapat mengunjunginya, kapan saja mereka dapat mengetahui tentang sesuatu, memberi pertanyaan kepada kita, memberikan anda masukan dan dapat mendownload data yang ditampikan. Website/weblog memungkinkan untuk dapat melakukan layanan informasi yang terkait dengan bimbingan dan konseling. Dalam melakukan layanan ini, sudah tentunya harus memiliki website atau weblog tersendiri yang sudah online di internet.
Dengan dimilikinya alamat web oleh masing-masing konselor pada setiap sekolah, maka tidak menutup kemungkinan bagi konselor untuk menulis berbagai hal yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling di instansinya. Adapun jenis layanan yang bisa diupayakan lewat website adalah lebih cendrung pada layanan informasi ,tentang bimbingan pribadi,karir, belajar,dan sosial. Untuk dapat memenuhi layanan tersebut, maka konselor sudah pastinya menulis berbagai informasi yang dibutuhkan oleh siswa pada alamat website yang sudah dibuat di atas. Misalnya membuat layanan informasi mengenai segala hal yang terkait dengan TI dalam BK seperti tampak pada gambar. Dengan demikian seyogyanya konselor memiliki bahan yang lengkap untuk ditampilkan di alamt websitenya.
Dengan mengupayakan layanan ini, konselor akan lebih banyak menghemat waktu dari segi penyampaiannya, diabndingkan penyampaian di sekolah akan memakan cukup banyak waktu. Dengan menyampaikan materi layanan di website ini maka konseli/siswa dapat mengakses atau mendownload data tersebut kapanpun juga.
2.      Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis E-Mail
E-mail merupakan cara baru untuk berkomunikasi secara cepat dan efektif melalui surat elektronik di internet. Sudah tentunya untuk dapat menjalankan hal ini maka konselor dan siswa harus punya alamat e-mail masing-masing. Dalam upaya membuat e-mail ini, bisa dibuat pada alamat yahoo dengan alamat http/www.yahoo.com atau di google dengan alamat http/www.gmail.com. Ketika alamat tersebut dibuka di internet, secara langsung sudah terdapat cara untuk membuatnya. Pada dasarnya, orang lebih populer membuat alamat e-mailnya di yahoo. Dalam cyber counseling ini kita mengupayakan fasilitas yang ada di link http//www.yahoo.com dalam bentuk e-mail.
Adapun jenis layanan yang bisa diupayakan lewat e-mail yaitu : Layanan konsultasi. Layanan ini bisa diupayakan lewat menulis e-mail antara konselor dengan konseli, dimana konseli menulis prihal yang akan dikonsultasikan kepada konselor, Layanan informasi. Layanan ini bisa diupayakan oleh konselor untuk menulis pesan lewat e-mail kepada konseli yang membutuhkan informasi (sesuai dengan kebutuhan konseli,baik dalam  bidang belajar,karir,sosial maupun tentang kepribadian) dan layanan lain yang bisa dikembangkan oleh konselor itu sendiri.
Layanan konseling berbasis e-mail ini akan sangat berguna dalam upaya menumbuhkan hubungan kehangatan antara konselor dengan siswa terutama bagi siswa atau konseli yang malu untuk bertatap muka langsung. Melalui layanan ini setidaknya sejak awal sudah tercipta suatu keakraban yang selanjtnya dapat dilanjutkan dalam proses konseling di sekolah sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat.

3.    Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Videoconference
Videoconference atau konferensi video merupakan bagian dari dunia teleconference. Video conference dapat diartikan sesuai dengan suku katanya, yaitu video = video, conference = konferensi, maka video conference adalah konferensi video dimana data yang di-transmisikan adalah dalam bentuk video atau audiovisual. Videoconference adalah telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan ditempat yang berbeda-beda. Ini bisa berupa antara dua lokasi yang berbeda(point-to-point) atau mengikutsertakan berberapa lokasi sekaligus di dalam satu ruangan konferensi(multi-point).
Dalam cyber counseling ini, kita mengupayakan program yahoo messenger  yang sekiranya sudah popular dikalangan dunia internet atau software khusus yang dikenal dengan skype yang dapat didownload di alamat www.skype.com. Untuk mengunakan program ini kita bisa dapatkan dengan mendownload di internet atau membeli pada toko komputer yang khusus menjual software.
Sudah tentunya untuk menjalankan layanan ini, pada masing-masing sekolah disediakan sarana internet, komputer dengan camera (webcam) atau laptop sebagai piranti utama untuk menjalankan program ini. Melalui videoconference ini antar konselor serta siswa/ konseli bisa bertatap muka secara langsung walaupun bersifat virtual, maka bentuk layanan yang bisa diupayakan adalah tergantung kreasi dari konselor itu sendiri. Sebagai gambaran, adapun bentuk layanan bimbingan dan konseling yang bisa diupayakan yaitu: layanan konsultasi, layanan Informasi,layanan konseling individual,layanan konseling kelompok,beserta layanan lain yang bisa dikembangkan oleh masing–masing konselor dan sesuai dengan kebutuhan konseli.

4.         Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Telepon
Pada prisipnya, kita hidup dalam dunia yang selalu berkembang, istilah telepon tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Bahkan benda tersebut sudah menjamur ke pelosok-pelosok negeri sebagai alat komunikasi canggih jarak jauh. Telepon yang kita kenal di masyarakat apabila dikelola dengan baik untuk menjalankan suatu strategi pelayanan komunikasi khususnya dalam aspek pelayanan bimbingan dan konseling, sudah tentunya akan menjadi cara inovatif dalam mendukung kegiatannya.
Telepon berasal dari suku kata ”tele” artinya jauh dan ”phone” artinya suara. Jadi telepon adalah suara jarak jauh. Seperti kita kenal di zaman yang semoderen ini, bahwa telepon merupakan barang elektronik yang mempermudah melakukan telewicara dan pengiriman pesan secara otomatis.
Apabila media hanphone ini dimanage secara baik, maka ada beberapa layanan yang bisa diupayakan, yaitu: Layanan Konsultasi, Konseling Individual, bimbingan karir,bimbingan belajar dan jenis layanan yang lain sesuai dengan daya kreativitas konselor itu sendiri. Sudah tentunya, untuk menjalankan layanan ini harus ada kesepakatan antara konselor dengan konseli untuk menjalankan layanan tersebut.
Supaya lebih efektif, sudah tentunya konselor memiliki hanphone khusus yang merupakan sarana yang diperoleh dari sekolah atau secara pribadi (tergantung kondisi keuangan sekolah). Biasanya layanan ini lebih mengacu di luar seting jam sekolah, karena beberapa sekolah tidak diperbolehkan membawa hanphone ke sekolah. Layanan ini akan dapat berjalan dengan baik, apabila dalam proses mengirim sms atau telepon langsung didasari dengan etika yang benar sesuai dengan kesepakatan.

E.       Kelebihan dan Kelamahan Cyber Counseling
Di bawah ini diuraikan beberapa kelebihan dan kelemahan dalam menjalankan layanan konseling berbasis cyber counseling.     
1.    Kelebihan Cyber Counseling
Adapun kelebihan menggunakan strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis cyber counseling yaitu:
a. Layanan konseling dapat berlangsung di luar jam sekolah maupun di sekolah. Apabila ada konseli/siswa yang dirasa kurang mendapatkan pelayanan konseling di sekolah karena alasan kurangnya waktu, maka bisa melanjutkan di luar jam sekolah atas kesepakatan yang sudah ditetapkan oleh konselor dengan siswa di sekolah.
b.  Dapat menghemat waktu. Melalui cyber counseling, konselor dapat melakukan layanan dimana saja walaupun tempatnya berjauhan, terutama bagi siswa yang membutuhkan layanan saat itu juga. Disamping itu, lewat website yang dibuat pada masing-masing sekolah, siswa bisa mengakses informasi yang dibutuhkan dengan cepat.
c. Menghemat biaya. Khususnya bagi konselor yang menggunakan model videoconference untuk berkomunikasi antar konselor, bisa langsung bertatap muka secara virtual, sehingga dengan fasilitas ini akan dapat menekan biaya bila tempat antar konselor berjauhan.
d.Dapat meningkatkan kualitas konselor dan siswa terutama dalam penguasaan teknologi khususnya internet dan komputer di zaman yang semakin berkembang.
e.  Sekolah atau perguruan tinggi yang menjalankan cyber counseling sudah tentunya memiliki nilai lebih dalam aspek strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis teknologi.
f.  Bagi mereka yang belum mengenal internet, dengan adanya sosialisasi cyber counseling maka konselor yang masih awam akan bisa mempelajarinya. Dengan demikian tidak ada istilah ketinggalan jaman atau gagap teknologi. Sudah tentunya hal tersebut diimbangi dengan usaha dan kemauan keras untuk menguasai teknologi tersebut, dan lain sebagainya.

2.   Kelemahan Cyber Counseling
Di samping beberapa kelebihan yang diungkapkan di atas, sudah tentunya cyber counseling ini memiliki kelemahan tersendiri.Adapun beberapa kelemahan dalam cyber counseling, yaitu:
a.  Biaya awal untuk mempersiapkan cyber counseling yang cukup besar, seperti : komputer dan aplikasinya, internet dan perangkatnya.
b. Profesionalitas kemampuan konselor dalam penguasaan teknologi. Bagi konselor maupun siswa/atau konseli yang awam dengan internet sudah tentunya tidak bisa menjalankan program ini, sehingga perlulah diadakan pelatihan khusus
c. Tinggi rendah sinyal internet. Besar kecilnya sinyal internet akan sangan mempengaruhi kecepatan koneksinya, terutama dalam menjalankan videoconference yang membutuhkan sinyal internet yang baik.
d.  Upaya memanajemen strategi layanan. Bagaimana pihak konselor memanajemen layanan ini akan menentukan keberhasilan tujuan yang akan dicapainya.
e. Keikhlasan konselor untuk memberikan layanan secara non formal. Bagi konseli yang membutuhkan layanan di luar jam sekolah/non formal, dibutuhkan keiklasan tersendiri.
f.  Pemanfaatan internet untuk tindakan yang negatif. Supaya tidak memberikan pengaruh negatif pada siswa dari belajar internet, maka sejak dini siswa diajarkan pula dasar budi pekerti sebagai landasan untuk mengetahui baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan.